Kenapagerakan tasawuf baru muncul paska era Shahabat dan Tabi\'in? Kenapa tidak muncul pada masa Nabi? Jawabnya, saat itu kondisinya tidak membutuhkan tasawuf. Perilaku umat masih sangat stabil. Sisi akal, jasmani dan ruhani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 5 PERTANYAAN TENTANG TASAWWUF Assalamualaiku… syeikh Izin bertanya… apa makna sesungguhnya dari istilah 1. Awaludin bil marifatullah. 2. Kenallah dirimu dahulu baru kamu akan mngenal tuhanmu yg nyata. 3. Cinta Dunia. Mengapa tidak di katakan cinta bumi…apakah keduanya sama atau beda. 4. Manusia adalah rahasia KU dan AKU adalah rahasianya. Apa yang dimaksud rahasia disini. 5. AKU Allah lebih dekat dengan hamba Ku dari pada urat lehernya sendiri. Mohon pencerahannya syeikh 1. AWALUDDIN MA’RIFATULLAH Awaluddin Ma’rifatullah artinya, awal Agama adalah dengan mengenal Allah. Bermula awal Agama itu ialah dengan mengenal Allah Swt yang sebenar-benarnya, pengenalan dengan bersandarkan pada ilmu yang yaqin. Kalau sampai saat ini kita juga tidak kenal-kenal kepada-Nya, maka bagaimana caranya kita shalat, bagaimana caranya kita berdzikir. Oleh sebab itu, kita mesti kenal dulu baru kita dapat shalat, kita mesti kenal dulu baru kita dapat berdzikir mengingat-Nya. Itu sebabnya mengenal akan Allah Swt itu, hukumnya Fardhu Ain. Syari’at, Thariqah, Hakikat dan Ma’rifat itu fardhu Ain. Fardhu itu artinya wajib, wajib itu artinya rukun, meninggalkan yang wajib/rukun maka hukumnya menjadi tidak sempurna. Tidak sempurna artinya batal, jika batal maka itu artinya perbuatan sia-sia atau tidak membawa manfaat. Lebih jauh dari itu bila hingga sampai saat ini, detik ini kita belum kenal-kenal juga kepada-Nya maka kita belum lagi disebut orang yang beragama. Syekh Ibnu Ataillah ra, berkata dalam kitabnya “Tajul Arus” “Hanya sesungguhnya yang sanggup mendurhakai akan Allah, yang sanggup maksiat kepada Allah, adalah orang-orang yang tidak mengenal akan Allah”. Ketidak kenalan kita kepada Allah Swt dapat menyebabkan seluruh bentuk penghambaan kita Syahadat, Shalat, Puasa, zakat dan Haji kita menjadi tidak sah, batal dan sia-sia saja dalam pandangan-Nya. 2. kenallah dirimu dahulu baru kamu akan mengenal tuhanmu yang nyata. “Kenali dirimu, maka akan mengenal Tuhanmu” merupakan sebuah sabda dari Rasulullah saw. Setiap manusia haruslah mendasari keimanannya dengan ilmu atau sering disebut “Ilmul Yaqqin” yakni keyakinan yang didasarkan oleh ilmu. Sumber ilmu disini adalah Allah Swt dan Sunnah Nabi Saw. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw “Kutinggalkan dua hal bagimu, apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan sesat, yakni Kitab Allah Al Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya.” Sumber keimanan kedua yang harus dimiliki adalah “Ainul Yaqqin” yakni keimanan atau sumber keimanan yang berasal dari penyaksian atau pengalaman secara pribadi seorang muslim akan kebenaran atau keberadaan Allah Swt.. Ini merupakan sumber keimanan yang harus dimiliki oleh seorang muslim, karena keimanan dalam taraf ini merupakan tingkatan berikutnya dari keimanan yang hanya baru dalam taraf “teori” atau “Ilmul Yaqqin”. Sumber keimanan yang ketiga, yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah “Haqqul Yaqqin”. Sumber keimanan ini merupakan taraf tertinggi dalam keimanan dimana seorang muslim telah membuktikan keberadaan Tuhannya melalui hubungan pribadi antara dirinya dengan Allah Swt. Bukti keimanan dalam taraf ini adalah seorang hamba dapat ber mukallam mukhotobah atau bercakap-cakap dengan Allah Swt. Mereka yang telah berada dalam taraf keimanan ini, benar-benar telah membuktikan bahwa Allah itu benar-benar ada. Kenalilah dirimu, “apakah saat ini kita baru berada dalam taraf “teori” atau ainul yaqqin’ atau bahkan “haqqul yaqqin”…? dengan demikian kita akan harus benar-benar mengenal Allah Swt. 3. Cinta Dunia. Mengapa tidak dikatakan cinta bumi…apakah keduanya sama atau beda syeikh ? Bumi Merupakan planet yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Bumi berasal dari kata “bhumi” yang berarti tanah dalam bahasa Sansekerta. Bumi Merupakan lapisan terluar bumi. Lapisan ini di dikelompokkan menjadi 2 yaitu Benua dan Samudra. b. Selimut bumi atau mantel bumi di dikelompokkan menjadi 3, yaitu -Lapisan Litosfer merupakan lapisan terluar mantel bumi dengan ketebalan 80 km. -Lapisan Atmosfer merupakan lapisan yang mempunyai ketebalan sekitar 100-400 km -Lapisan Mesosfer merupakan lapisan terbawah yang mempunyai ketebalan 2400-2700 km c. Inti bumi Merupakan lapisan bumi paling dasar. Ketebalan sekitar km, inti terluar km dan suhu mencapai derajad Celsius. Bumi terbagi menjadi 4 bagian, yaitu lapisan Atmosfer, Litosfer, Hidrosfer, dan Biosfer Dunia Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian dunia adalah 1. Bumi segala sesuatu yang terdapat di atasnya, juga tempat kita hidup. 2. Segala sesuatu yang bersifat kebendaan yang tidak kekal. Perbedaannya adalah bumi merupakan planet yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Bumi berasal dari kata “bhumi” yang berarti tanah dalam bahasa Sansekerta, sementara dunia adalah segala sesuatu yang terdapat di atasnya dan menjadi tempat kita hidup. Ada sebuah dialog antara Manusia dan Tuhan-Nya, mudah-mudahan lebih memberikan pemahaman kepada kita tentang perbedaan antara Bumi dan Dunia Manusia Tuhan, kenapa di sana begitu ramai, dan di sini begitu sepi, di mana aku? Tuhan Apakah kau tidak bisa melihat di mana ini? Manusia Tidak! Tuhan, mataku begitu rapuh untuk melihatnya, aku tidak bisa, apa itu Tuhan? Tuhan Apakah kau lupa dengan segala yang pernah Aku perintahkan? Manusia Tuhan, sepertinya Kau tidak memerintahkan apa-apa Tuhan Wahai manusia! Ada dua cara memahami perintahKu, nikmat atau siksa! Manusia Apakah ini Dunia yang aku tinggali selama ini Tuhan? Tuhan Bukan! Manusia Bumi? Tuhan Bukan juga! Manusia Lalu, aku ada di mana Tuhan? Tuhan Kau sedang ada di alam pikiranmu Manusia Alam pikiran? Tuhan Itulah pesanKu wahai manusia! Manusia Pesan apa Tuhan? Aku tetap saja tidak bisa memahami apa maksudMu Tuhan Alam itu Aku ciptakan untuk memberikan peringatan kepada manusia bahwa ada satu dimensi lagi, dimensi yang hanya ada dengan maksud tertentu. Dalam dimensi itu manusia akan terpontang panting, bingung mencari arah, tujuan dan makna, dalam dimensi itu juga, Aku tidak pernah akan ada, Aku hanya melihat manusia itu berada dalam pikiran yang bingung, sepi, sunyi dan hening, lama-lama mereka akan mati dalam kebingungan, sebab tidak ada satupun yang dapat mereka tanyai. Itulah dimensi pikiran, dan kau sekarang ada di dimensi itu. Manusia Tuhan, apakah kau tidak akan menolong kami? Tuhan Saat di dunia, kemana waktu yang begitu banyak kau habiskan? Saat kakimu masih bisa berjalan, kemana kau langkahkan? Saat masih bisa bernafas kemana kau habiskan hidupmu? Saat matamu terbuka lebar, kemana penglihatanmu? Saat kesehatanmu masih ada, kemana kapalamu bersujud? Saat Aku kirimkan pelajaran hidup di dunia, kenapa kau tertutup? Dunia ini adalah sekolahan besar yang isinya adalah pelajaran, tapi sayangnya kebutaan melanda kalian dalam jangka waktu yang lama. Kalian asyik bermain di dunia dan melupakan “Dunia” yang sesungguhnya. Manusia Bumi? Untuk apa dan siapa dia? Tuhan Bumi adalah tempat asal kalian sebagai manusia! Manusia Dunia? Tuhan Dunia adalah isi dari bumi. Manusia Apa isinya Tuhan? Tuhan Kesenangan, kelalaian, kemunafikan, angkara murka, kebodohan, kesombongan, serakah, bodoh, Tolol dan semua sifat buruk lainnya. Manusia Kenapa Kau ciptakan dunia Tuhan, jika Kau tau isinya seperti itu? Tuhan Sebuah kesepakatan antara Aku, manusia dan isi Manusia Kesepakatan yang bagaimana Tuhan? Tuhan Kesepakatan yang berujung pada pengingkaran Manusia Siapa yang mengingkari Tuhan? Tuhan Manusia! Manusia Di mana letak kesalahan kami? Kami kan tidak minta untuk diciptakan? Tuhan Manusia Aku ciptakan untuk menyembahKu, Aku ciptakan dunia sebagai sebuah pembelajaran bahwa hanya Aku yang pantas kau banggakan, Aku isi semua dunia dengan pikiran dan tindakan, tapi di dalamnya Aku juga ciptakan jalan yang salah, tapi di sana Aku tidak menyuruh manusia untuk mengambil jalan itu, Aku hanya memberikan gambaran bahwa jalan itu salah. Manusia mempunyai nafsu, sehingga mereka lebih mementingkan nafsunya dari pada perkataanKu, itulah manusia! Manusia Kenapa bisa seperti itu Tuhan? Tuhan Karena Aku Tuhan yang tidak pernah salah sedikitpun!, apapun yang manusia lakukan jika itu salah itu artinya murni kesalahan mereka dan bukan Aku, manusia yang bodoh! Manusia Ya! Kami memang bodoh Tuhan, itulah sebabnya kami ingin kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan! Tuhan Jika sudah meninggal Dunia, maka kalian akan dike-Bumi-kan, jadi sudah tidak ada lagi kesempatan kembali ke dunia lagi, sekarang masuklah ke neraka! Aku akan penuhi janjiKu membakarmu dengan api yang panasnya 70x lebih dahsyat dari api dunia. 4. AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Manusia itu rahasia-Ku dan Aku-lah rahasianya. Rasulullah Saw bersabda ” Ya Allah…Engkaulah Yang Maha Dhahir sehingga tidak ada sesuatupun yang Lebih Tinggi dari-Mu. Engkaulah Yang Maha Bathin sehingga tidak ada sesuatupun yang Lebih Dekat daripada-Mu. Engkaulah Yang Maha Awal sehingga tidak ada sesuatupun Yang Lebih Dahulu daripada-Mu. Dan Engkaulah Yang Maha Akhir sehingga tidak ada sesuatupun yang Lebih Lama daripada-Mu.” “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Allah berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukuplah Allah hanya mengatakan kepadanya “Jadilah”. Lalu jadilah ia” QS. Al Baqarah 117 “Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, Ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” QS. Ath Thalaaq 12 “Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. An Nuur 35 “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula di atasnya lagi di awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, dan barangsiapa yang tidak diberi cahaya petunjuk oleh Allah tidaklah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” QS. An Nuur 40 Maksud daripada ungkapan Manusia itu rahasia-Ku dan Aku-lah rahasianya. Adalah Petunjuk dan Hidayah Allah Swt yang merupakan Haq Allah Swt untuk menentukan dibalik rahasia-rahasianya. 5. AKU Allah lebih dekat dengan hamba Ku dari pada urat lehernya sendiri. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” QS. Qaaf 16-18 Ada yang memahami ayat ini Bahwa kata “kami” pada ayat tersebut adalah Allah, sehingga mereka memahami bahwa posisi Allah itu ada di tubuh manusia dan juga di dekat dengan tubuh manusia. Mereka menyangka bahwa posisi Allah di dekat urat lehernya. Akibat dari kesalahan ini, mereka meyakini “Allah ada di mana-mana” termasuk tubuh manusia, atau keyakinan bahwa Allah menyatu dengan hambanya aqidah manunggaling kaula gusti. Mengenai ayat di atas ada dua penjelasan yang menunjukkan bahwa kata “kami” pada ayat tersebut bukan berarti Allah 1. Tafsir ayat dari para ulama bahwa makna kata “kami” adalah malaikat, bukan berarti Allah. 2. Kata-kata “dekat” bukan berarti otomatis menunjukkan posisi dan letak. Penjelasannya 1. Tafsir ayat dari para ulama bahwa makna kata “kami” adalah malaikat, bukan berarti Allah. Jika kita membaca ayat secara lengkap dan lanjutan ayat, sangat jelas bahwa konteks ayat adalah membicarakan tentang malaikat. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” QS. Qaaf 16-18 Tentang dua orang malaikat yang mencatat amal dan duduk di sebelah kanan dan sebelah kiri. Konteks ini menunjukkan bahwa malaikat yang dekat bukan Allah Swt. Makna ”ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” yaitu Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya saat kedua malaikat mencatat amalnya. Artinya bahwa Kami lebih mengetahui tentang keadaannya dan Kami tidak memerlukan malaikat pemberitahu akan tetapi kedua malaikat itu ditugaskan untuk suatu keperluan sebagai penegasan perintah. Al Hasan, Mujahid dan Qatadah mengatakan dua malaikat yang mencatat amalmu, satu berada di sebelah kananmu mencatat amal kebaikanmu sedangkan yang lainnya berada di sebelah kirimu mencatat amal keburukanmu. Sedangkan manusia secara umum mencakup muslim dan kafir. Sedangkan Allah Swt tidak dekat dengan orang kafir. Ibnul Qayyim menjelaskan Pertama Allah dekat ilmunya, oleh karena itu Allah menggandengkan ilmu mengetahui dengan apa yang dibisiki pada hati manusia. Kedua Yang dimaksud dekat adalah malaikat Allah yang bershalawat pada hatinya sehingga lebih dekat dari urat lehernya. 2. Kata-kata “dekat” bukan berarti otomatis menunjukkan posisi dan letak. Jika ada yang mengatakan Allah lebih dekat dengan urat leher berdasarkan ayat ini, tentu tidak tepat, karena bukan berarti “dekat” itu menunjukkan posisi Allah dekat, akan tetapi menunjukkan dekat maknawi yaitu “kedekatan”. Al Quthubi menjelaskan “Ini adalah penggambaran kedekatan, yaitu kami lebih dekat kedekatannya dari pada urat leher, bukan dekatnya jarak.” Tafsir Al-Qurthubi Contohnya hadits yang menunjukkan kedekatan hamba dengan Allah ketika sujud. Bukan berarti Allah dekat posisi dan letaknya ketika hamba sujud. Rasulullah Saw bersabda “Yang kalian seru adalah Rabb yang lebih dekat pada salah seorang di antara kalian daripada urat leher unta tunggangan kalian.” HR. Muslim Rasulullah Saw bersabda “Tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” HR. Muslim Allah Swt berfirman “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS. Al Baqarah 186 Jum’at, 22 Maret 2019 Adha Risyandi
Yaitudengan dua jalan. 1. Dengan mempelajari dan mengamalkan tiga macam ilmu yaitu : a. Ilmu tauhid dipandang sebagai biji iman. b. Ilmu tasawuf yang isinya mensucikan hati dari segala sifat - sifat yang dicela dalam agama dan mengisi hati dari segala sifat - sifat yang dipuji dalam agama dipandang sebagai tempat menanam biji iman.
Oleh Reyhandito ArifinMahasiswa Ilmu Politik UITasawuf memiliki ratusan definisi dan makna yang tidak pernah habis untuk selalu dikaji. Salah satu definisi tasawuf dari seorang sufi bernama Ma’ruf Al-Karkhi yaitu ilmu mencari hakikat dan meninggalkan segala kepalsuan. Sebagian orang berpendapat bahwa tasawuf itu adalah ilmu yang rumit dan sulit dipahami, sehingga ilmu tasawuf tidak akan mampu menarik perhatian kalangan muda. Namun, dalam artikel ini saya akan membahas apakah tasawuf memang tidak cocok dipelajari oleh para milenial atau malah relevan untuk menjawab krisis terhadap pemahaman agama yang cenderung dangkal terutama di kalangan sudut pandang sebagai mahasiswa, saya sering kali berbincang dan berdiskusi sesama teman mengenai berbagai hal yang tidak jarang berujung pada pembicaraan mengenai spiritualitas. Pertanyaan-pertanyaan skeptis mengenai agama dan ketuhanan sering kali dilontarkan dan seringkali terjadi debat kusir. Pertanyaan mengenai apakah Tuhan benar-benar ada? Mengapa harus ada banyak agama? Sampai pertanyaan fundamental. Seperti, apa gunanya kita shalat? Terkadang kita tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Sehingga mereka yang merasa segalanya butuh jawaban logis akan memilih menjadi ateis. Sementara sebagian yang lain cukup meyakini, bahwa agama memang tidak bisa dipertanyakan kebenarannya dan menolak untuk kritis dalam sebagai revolusi spiritual menawarkan kepada kita untuk memandang agama secara mendalam dan openmind. Itulah yang menjadi jawaban atas pemahaman agama kita yang mungkin selama ini hanya berlandaskan pada doktrin semata. Saat timbul pertanyaan mengapa kita harus shalat? Jawaban mainstream-nya adalah agar kita tidak masuk neraka. Jawaban seperti itu seringkali dibantah dengan dugaan bahwa apakah sesederhana itu hubungan antara Sang Pencipta Yang Maha Rahman dan Rahim dengan ciptaan-Nya. Para Sufi atau orang yang mengamalkan tasawuf seringkali mengingatkan untuk tidak terlalu perhitungan dengan Allah. Dalam beribadah para sufi tidak mementingkan berapa pahala yang ia dapatkan, karena dasar mereka beribadah adalah mahabbah cinta kepada kisah tentang seorang sufi perempuan bernama Rabiah al-Adawiyah. Suatu ketika Rabiah al-Adawiyah berlari-lari ke pasar sambil memegang sebilah obor menyala-nyala di tangan kanannya, dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang pun keheranan dan bertanya, “Hai Rabiah, apa yang akan kau lakukan?” Rabiah menjawab, “Dengan api ini ingin kubakar surga, dan dengan air ini ingin kupadamkan neraka, supaya orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau karena mendambakan surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta.”Terkadang, karena terlalu melekat doktrin pada diri kita sampai-sampai kita melupakan siapa Tuhan kita, malah menuhankan surga dan neraka! Padahal jika kita berlogika. Bagaimana pun juga surga dan neraka adalah ciptaan Allah. Sering kali kita mengucap innalillahi wa inna ilaihi rajiun yang artinya kita semua milik Allah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Maka hakikatnya kita semua kembali kepada Allah bukan kembali kepada makhluk termasuk surga dan penjelasan di atas, jangan menyimpulkan bahwa surga dan neraka itu tidak ada. Surga dan neraka itu tetap ada, namun yang harus kita renungkan adalah bagaimana melihat surga dan neraka dalam perspektif esoteris atau yang diajarkan dalam lain yang kerap ditanyakan adalah apakah dengan kita beragama Islam, maka otomatis kita dijamin masuk ke surga dan yang non Islam masuk ke neraka? Pertanyaan semacam ini tidak bisa dijawab dengan sederhana, karena perlu pembahasan yang kesempatan ini, saya hanya ingin khabarkan bahwa makna mengenai agama Islam itu telah bergeser dari substansinya. Agama Islam dewasa ini dianggap hanya sebagai identitas semata dan berujung pada egoisme kelompok. Padahal agama dalam bahasa arab disebut ad-diin. Oleh kaum sufidipahami sebagai jalan hidup, bukan sekedar identitas yang tertulis di KTP terminologi “Islam” dalam bahasa arab bermakna menyerahkan diri secara totalitas, menyelamatkan, memberikan kedamaian dan keselamatan. Maka, dengan pemahaman semacam ini kita tidak akan meributkan soal identitas karena jika kita artikan makna dari “Agama Islam” itu sendiri adalah jalan hidup yang menyelamatkan, baik menyelamatkan diri sendiri, menyelamatkan orang lain dan alam semesta.
SOALILMU TASAWUF Nama / NIM/. PETUNJUK JAWABAN: Bacalah secara teliti dan cermat sebelum anda menjawab setiap soal yang ada dihadapan anda. Untuk soal bagian A (Multiple Coice), dijawab dengan memberilkan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap benart (A, B, C, atau D) di lembar jawaban.

Tanya Bagaimana hukum masuk tarekat dan mengamalkannya? Jawab Jikalau yang dikehendaki masuk tarekat itu belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah, dan menghiasi sifat-sifat yang dipuji maka hukumnya fardhu ain. Hal ini seperti Hadis Rasulullah saw, yang artinya “Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan”. Akan tetapi kalau yang dikehendaki masuk tarekat mu’tabarah itu khusus untuk zikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah saw. Adapun mengamalkan zikir dan wirid setelah baiat, maka hukumnya wajib, untuk memenuhi janji. Tentang mentalqinkan mengajarkan zikir dan wirid kepada para murid, hukumnya sunnah. Karena sanad tarekat kepada Rasulullah saw, itu sanad yang sahih. وَتَعَلَّمَنْ عِلْمًا يُصَحِّحُ طَاعَةً، البيت Pelajarilah ilmu yang membuat sahnya ibadah, al-Adzkiyâ’. صَحَّتْ أَسَانِيْدُ الْأَوْلِيَاءِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ صَحَّ أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلُّنِيْ عَلَى أَقْرَبِ طُرُقٍ إِلَى اللهِ وَأَسْهَلِهَا عَلَى عِبَادِهِ وَأَفْضَلِهَا عِنْدَ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَعَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ اللهُ . إهـ وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى وَأَوْفُوْا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُوْلًا. الإسراء 34 إهـ المعارف المحمدية، صحيفة 81 Sanad para wali kepada Rasulullah saw. itu benar sahih, dan sahih pula Hadis bahwa Ali pernah bertanya kepada Nabi saw. Kata Ali, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku jalan terdekat kepada Allah yang paling mudah bagi hamba-hamba-Nya dan paling utama bagi Allah”. Rasulullah saw. bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi ketika di muka bumi masih terdapat orang yang mengucapkan Allah”. Dasar lainnya adalah firman Allah Swt. “Penuhilah janji, sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggung jawabannya”. al-Isrâ’ 34, al-Ma`ârif al-Muhammadiyah, halaman 81. Murid Pindah Tarekat Tanya Apakah boleh seorang murid tarekat pindah dari satu tarekat kepada tarekat yang lain? Jawab Haram pindah dari satu tarekat kepada tarekat yang lain. Namun dapat dikatakan boleh pindah, apabila dia dapat menetapi kepada tarekat yang sudah dimasuki dan istiqamah tekun pada tuntunannya. وَمَنْ ظَفَرَ بِشَيْخٍ بِالْوَصْفِ الْأَوَّلِ أَوِ الثَّانِيْ فَحَرُمَ عَلَيْهِ عِنْدَهُمْ أَنْ يَتْرُكَهُ وَيَنْتَقِلَ إِلَى غَيْرِهِ Barangsiapa telah melaksanakan baiat kepada seorang mursyid, dan mampu melaksanakan isi baiatnya, dan telah mendapat pancaran rohani darinya dengan sifat yang pertama dan kedua, maka haram baginya – menurut mereka para ulama – meninggalkan mursyid tersebut dan beralih ke mursyid yang lain, al-Fatâwa Hadisiyah, halaman 50 اِعْلَمْ أَنَّ الطَّرَائِقَ الْمَأْثُوْرَةَ الْمَشْهُوْرَةَ الْمُعَنْعَنَةَ الْوَاصِلَةَ مِنَ السَّلَفِ إِلَى الْخَلَفِ كَالْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ، يَجُوْزُ الْاِنْتِقَالُ مِنْ مَذْهَبٍ إِلَى آخَرَ بِشَرْطِ الْوَفَاءِ فِيْمَا دَخَلَ فِيْهِ وَالْاِسْتِقَامَةِ بِآدَابِهِ Ketahuilah bahwa tarekat-tarekat yang ma’tsur, yang masyhur, yang sanadnya bersambung dari para guru tarekat terdahulu sampai belakangan adalah seperti empat madzhab dalam hal perpindahan dari satu madzhab ke madzhab yang lain. Boleh, namun dengan syarat bidang yang dimasuki oleh orang yang berpindah madzhab itu harus utuh dengan senantiasa menetapi tata kramanya Majmu’ al-Rasail al-Imam al-Ghazali, halaman 114 Sumber

8 Tasawuf akidah merupakan tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah metafisis yang bukan termasuk masalah metafisis adalah A. Malaikat B. Bakteri C. Alam barzah D. Syurga E. Neraka 9. Contoh integrasi nilai-nilai tasawuf ke dalam akhlaq di dunia modern adalah sebeagai berikut, kecuali. A. Shalat dengan khusuk B. Wara' dalam
SOAL ILMU TASAWUFNama / NIM……………………………/………………………. PETUNJUK JAWABAN Bacalah secara teliti dan cermat sebelum anda menjawab setiap soal yang ada dihadapan anda. Untuk soal bagian A Multiple Coice, dijawab dengan memberilkan tanda silang X pada salah satu jawaban yang dianggap benart A, B, C, atau D di lembar jawaban. Untuk soal bagi B Isian, dijawab dengan melengkapi/mengisi setiap kalimat yang perlu/harus disempurnakan.. Untuk soal bagia C Pernyataan dan sebab, dijawab dengan memilih jawaban A, B, C, atau D sesuai dengan petunjuk berikut Pernyataan benar, sebab benar dan antara pernyaataan dengan sebab saling berhubungan. Pernyataan benar, sebab benar tetapi antara pernyataan dengan sebab tidak Saling berhubungan. Pernyataan benar sebab salah Pernyataan salan salah sebab benar. Untuk soal bagian D dijawab dengan menjodohkan antara setiap pernyataan Kode "angka" dengan salah satu jawaban yang tepat yang terdapat di samping pernyaataan dimaksud Kode "huruf". PILIHLAH SALAH SALAH SATU JAWABAN DI BAWAH INI YANG ANDA ANGGAP BENAR 1. Kata Tasawuf berasal dari Bahasa Arab berarti A. Suci B. Shaf C. Bulu domba D. semua benar 2. Kata Tasawuf berasal dari kata B. Shafa C. Shufuf D. Shafi 3. Ilmu tasawuf membahas tentang A. Jiwa benar D. Akhlak 4. Tasawuf dikenal sebagai suatu Ilmu lahir pada zaman A. Nabi B. Sahabat C. Tabi'in D. Khulafaurrasyidin 5. Secara konteks ajaran tashawwuf itu ada A. Dalam al-Qur-an B. Dalam al-Hadits C. A dan B. Benar D. Semua salah 6. Dalam studi ilmu tasawuf terdapat banyak orang yang di anggap sebagai Sufi, di bawah ini yang bukan termasuk kelompok sufi adalah A. Abu Yazid al-Bustami B. Rabi'ah al-Adawiyah C . Wasil bin Athak D. Zunnun al-Misri 7. Paham Hulul identik dengan faham Wujud B. Wahdatus Syuhud C. Ittihad D. Panteisme . 8. Tokoh tasawuf disebut dengan A. Shufi B. Shafi C. Shuffah 9. Kitab tasawuf karangan Imam al-Ghazali yang sangat terkenal adalah A. Tahafut al-Falasifah B. Tahafut at-Tahafut C. Risalah Qusyairiyah D. Ihya 'Ulumuddin . 10. Berikut ini tokoh tasawuf di Aceh, kecuali A. Abu Najib Suhrawardi B Abd. Rauf as-Singkili C. Syamsuddin as- Sumatrani D. Syeikh Mudawali al-Khalidi. 11. Memasuki lapangan Ilmu tasawuf harusl;ah terlebih dahulu mendalami ilmu A. Silat B. Syari'at D. Konsentrasi 12. Aliran tarikat yang berkembang sampai sekarang pada hakikatnya adalah elementasi dari ajaran tasawuf secara amaliyah praktis, di antara aliran yang tidak termasuk aliran tarikat berikut adalah A. Rifa'iyyah B. Syaziliyyah C. Syatariyah D. Jabariyah 13. Syekh Nuruddin ar-Raniry adalah penganut tarikat A. Naqsyabandiyah B. Rifaiyyah C. Shahrawardiyah D. Qadiriyah. 14. Maqam dalam ilmu tasawuf adalah nama A. Sebuah peringkat jabatan B. Sebuah perestasi C. Sebuah stasion D. Sebuah bentuk pengamalan. 15. Ahwal dalam konsep ajaran tasawuf A. Suatu keadaan batin yang dialami oleh sufi B. Suatu nama amal zikir sufi C. Suatu bai'at sufi D. Suatu target capaian sufi 16. Tujuan tarikat dan tasawuf adalah A. Membersihkan hati daalam berhubungan dengan Allah B. Membersihkan hati dari pengaruh materi C. Menyuburkan keyakinan beragama D. Semua benar. 17. Ajaran pokok Rabi'ah al-Adawiyah adalah A. Mahabbah B. Makrifah C. Hulul D. Istighatsah 18. Sejak awal masuknya Islam ke Daerah Aceh, aliran tariqat berjalan bersamaan dengannya. Ada beberapa aliran yang masih berkembang di Aceh hingga sekarang kecuali A. Tariqat Haddadiyah B. Tariqat Syatariyah C. Tariqat Naqsyabandiyah D. Tariqah Khazariyah 19. Untuk memahami tasawuf seseorang haruslah A. Sudah berkeluarga B. Sudah mapan ekonominya C. Sudah baik pemahamahan syari'ahnya D. Sudah sanggup bertapa. 20. Secara garis besarnya, aliran tasawuf dapat dibagi ke dalam di sifatnya A. Sunnah dan amaliah nabawiyah B. Sunni dan falsafi C. Sunni dan bid'i D. Sunnah shahabi dan tabi'i 21. Dalam ajaran tasawuf untuk melangkah menuju pensucian jiwa melalui A. Takalli, tahalli dan Tajajji. B. Tajalli, takhalli dan tahalli C. Tahalli, tajalli dan takhalli D. Semua benar. 22. Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi defenisi tasawuf menekankan kepada hal berikut, kecuali A. Ilmu Syari'ah B. Ilmu Thariqat C. Ilmu Haqiqat D. Ilmu Firasat 23. Ruang lingkup kajian tasawuf dilihat dari segi materi dan ilmiah antara lain, kecuali A. Astromi B. Metafisika C. Etika D. Psykologi 24. Tgk. Abdurrauf as-Singkili atau disebut Tgk. Syiah Kuala masa belajar di Timur tengah menerima ijazah tariqah Naqsyabandiyah dan Syatariyah. Setelah kembali ke Aceh ia mengembangkan A. Tariqah Naqsyabandiyah B. Tariqat Syatariyah C. A dan B. Salah E. Tariqat Samaniyah. 25. Kalimah tauhid dalam zikir tariqat adalah A. Lailaha Illa Allah B. Subhanallah C. Allah, Allah, Allah D. Istrighfar. 26. Tokoh tasawuf di Indonesia antara lain kecuali A. Hamzah Fansuri, B. Abd. Samad al-Falimbani C. Haris al-Muhasibi D. Sunan Kali Jaga 27. Ajaran tasawuf yang diajarkan oleh sufi-sufi di zaman dulu secara prinsipnya A. Bertentangan dengan syari'at B. Tidak cocok lagi dengan keadaan moderen sekarang C. Bagian dari pelaksanaan syari'at Islam D. Semua salah . 28. Mundurnya umat Islam di zaman informatika sekarang antara lain karena umat Islam terlalu gandrung dengan ajaran tasawuf, pernyataan itu A. Benar B. Salah C. Keduanya benar D. B dan C. Salah. 29. Melaksanakaan syari'at Islam secara benar sama dengan A. Mengamalkan tasawuf B. Meninggalkan ajaran tasawuf C. Mencampur adukkah ajaran berbeda D. Membuat tasawuf tidak murni lagi 30. Hamzah Fansuri terkenal ke seluruh pelosok dunia adalah karena A. Karya sastra tasawufnya B. Beliau sebagai ilmuan tidak mau menjadi pejabat C. Senantiasa berkelana sepanjang hidupnya D. Pengembang ilmu firasat ISILAH TITIK TITIK DI BAWAH INI SECARA BENAR Syeikh Abdurrauf adalah penetra dua paham yang bertentangan antara faham Hamzah Fansuri dengan oleh Nuruddin Ar-Raniry dalam faham ……… Zunnun al-Musri membawa faham ……………………. Kitab tasawuf 'Umdat al-Muhtajin adalah karangan ………….. Siyarus salikin kitab tasawuf yang popular dalam masyarakat Aceh hingga sekarang adalah karya …………………….. Abu Usman Kuta Krueng Pidie menganut tariqat ………………………….. Syekh Muda Wali al-Khalidi Labuhan Haji Aceh Selatan, pengembang tariqat …………………… Tokoh tasawuf dari Kalimantan …………………….. Salah seorang tokoh sufi yang dianggap menyipang oleh tokoh susi di zamannya dari Jawa adalah ………………. Dengan ilmu tasawuf seseorang mengetahui ……………….. Baca Juga > Sejarah Perkembangan Tasawuf Pada Abad 1 dan 2 Hijriyah
Hubungantasawuf dengan ilmu kalam terletak pada pembahasan tentang kebenaran. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan Hubungan Ilmu Kalam Filsafat Dan Tasawuf Read More » Filsafat secara umum diartikan sebagai ilmu yang memecahkan pertanyaan apakah hakikat segalanya Sufi dan tasawuf adalah ungkapan yang sering kita dengar di kalangan masyarakat. Ramainya arus perkembangan thariqah di indonesia menjadi pendongkrak ramainya kajian tasawuf belakangan ini. Kondisi ekonomi dan sosial yang tak menentu membuat manusia rindu akan kedamaian dan kedekatan dengan Allah. Dan pada akhirnya menyusuri jalan sufi adalah solusi kegalauan hati kita bersama yang telah lama terpenjara oleh hawa nafsu. Sebuah pertanyaan muncul, bagaimanakah sejarah awal ditemukannya istilah sufi dan tasawuf? Untuk menjawab hal ini, kiranya kita harus meneliti berbagai manuskrip sejarah Islam. Menurut Dr. Muhammad Ahmad Salim dalam kitab Quthuf min Basathin at-Tasawuf, ada 3 pendapat mengenai asal-usul istilah tasawuf dalam Islam. Pertama, menurut as-Siraj ath-Thusi w. 378 H istilah sufi dan tasawuf sudah dikenal sejak zaman jahiliah dan zaman awal datangnya Islam. Sirajuddin at-Thusi dalam karyanya yang berjudul al-Luma’ mengatakan, “Menurutku pendapat yang unggul adalah istilah sufi sudah dikenal sejak abad pertama Islam”. Beliau mengambil dalil dari ucapan al-Hasan al-Bashri w. 110 H yang berguru kepada para sahabat Nabi, “Aku melihat seorang sufi sedang tawaf. Aku berikan dia hadiah, anehnya dia menolak seraya mengatakan Aku masih memiliki uang empat daniq daniq diambilkan dari bahasa Persia yang bermakna seperenam dirham perak’.” Menurut as-Siraj ath-Thusi, awal mulanya istilah sufi disematkan kepada orang-orang yang memiliki kemuliaan serta suka berbuat baik kepada sesama. Pendapat as-Siraj ath-Thusi juga didukung oleh Sufyan ats-Tsauri w. 161 H yang sependapat dengannya. Sufyan ats-Tsauri menukil ucapan Muhammad bin Ishaq bin Yasar w. 151 H, “Sebelum datangnya Islam, Makkah pernah sangat sepi dari peziarah, tidak ada satu pun manusia bertawaf di Masjidil Haram. Hingga suatu ketika datanglah seorang laki-laki sufi yang bertawaf di Masjidil Haram dan kemudian meninggalkan kota Makkah”. Menurut Sufyan ats-Tsauri, “Seandainya riwayat ini benar, maka hal ini menjadi bukti bahwa ungkapan sufi sudah dikenal jauh sebelum datangnya Islam”. Kedua, menurut Abu Qasim al-Qusyairi w. 465 H, Ibnu Khaldun w. 806 H dan as-Sahrawardi w. 330 H, istilah sufi dan tasawuf baru dikenal pada akhir abad kedua Hijriah. Abu Qasim al-Qusyairi mengatakan, para tokoh panutan kaum muslimin di zaman Rasulullah hanya diberikan gelar “ash-Shahabat”. Tidak ada gelar yang lebih tinggi dari gelar ini karena gelar “ash-Shahabat” bermakna para pendamping dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian, para panutan umat Islam pada generasi setelahnya diberikan gelar “at-tabi’in”. Umat Islam kala itu memandang gelar “at-tabi’in” para pengikut sebagai gelar yang sangat agung. Disusul kemudian, pada generasi selanjutnya muncullah gelar “tabi’ut tabi’in” para pengikut tabi’in”. Pada era selanjutnya, gelar yang disematkan lebih bermacam-macam seperti gelar “az-zahid” sang ahli zuhud dan gelar “al-ubbad” sang ahli ibadah. Bahkan, banyak kalangan sekte sesat dalam Islam yang juga menjuluki pemimpin mereka dengan gelar “az-zahid” sang ahli zuhud. Menyikapi hal ini, para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah memberikan gelar khusus kepada jalan orang-orang yang menjaga dirinya bersama Allah, menjaga hati mereka dari lupa kepada Allah dengan julukan “at-tasawwuf”. Julukan baru ini populer di kalangan pembesar Ahlussunnah wal Jama’ah pada akhir abad kedua hijriah. Lihat Abu Qasim al-Qusyairi, ar-Risalah al-Qusyairiyyah, Beirut Dar al-Jiil, 2005, hal. 389. Ibnu Khaldun berpendapat, “Ilmu ini tasawuf adalah ilmu syariat yang baru dikenal dalam beragama. Pada dasarnya tasawuf bersumber dari ajaran para salaf dan pembesar dari kalangan para shahabat dan tabi’in yang menyusuri jalan kebenaran dan petunjuk Allah. Dasar ajaran tasawuf adalah menetapi ibadah dan berserah diri kepada Allah, menghindari gemerlapnya nafsu duniawi, menjaga diri dari terlena akan kenikmatan duniawi, harta dan pangkat derajat, serta menyepi dari makhluk demi meraih kenikmatan beribadah kepada Allah. Ajaran ini sudah sangat umum dijalankan oleh para shahabat dan para salaf. Pada akhir abad kedua Hijriah, ketika umat Islam telah terlena dalam masalah duniawi dan sibuk dengannya maka lahirlah gelar sufi dan tasawuf bagi orang-orang yang menetapi beribadah kepada Allah”. Lihat Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo Maktabah Taufiqiyyah, 2009, hal. 517. Ketiga, menurut sebagian kalangan ulama istilah tasawuf baru dikenal setelah abad ketiga hijriah. Akan tetapi pendapat ini sangat lemah bila dibandingkan dengan argumentasi dua pendapat sebelumnya. Pendapat ini diutarakan oleh kalangan yang tidak terlalu menyukai ajaran tasawuf seperti Ibnu Taimiyyah dan sesamanya. Lihat Ibnu Taimiyyah, Risalah as-Shufiyyah wal Fuqara’, Kairo Dar al-Hadits, 1999, hal. 9. Walhasil, ajaran sufi dan tasawuf adalah ajaran untuk mengikuti jejak para ulama salaf yang bersumber dari ajaran para shahabat dan tabi’in. Menurut sejarah, ada lima pendapat paling masyhur mengenai asal kata “sufi” dan “tasawuf” yaitu Pertama, kata sufi dan tasawuf berasal dari kata “suuf” yang bermakna pakaian dari bulu domba. Para pengikut jalan sufi awalnya dikenal dengan pakai mereka yang terbuat dari bulu domba. Pakaian bulu domba ini menunjukkan gaya hidup para sufi yang sangat sederhana dan bersahaja. Ajaran mereka pun akhirnya dikenal dengan istilah tasawuf yang bermakna orang-orang yang memakai pakaian bulu domba. Kedua, kata sufi dan tasawuf berasal dari penisbatan gelar “ahlu suffah”. Hal ini dikarenakan para sufi awalnya dikenal sebagai golongan orang-orang yang memilih hidup sederhana dan fokus beribadah kepada Allah. Sehingga, gaya hidup mereka sering disamakan dengan para shahabat Nabi yang menetap di sekitar Masjid Nabawi yang juga dikenal dengan gelar “ahlu suffah”. Dari sinilah julukan sufi dan tasawuf berasal. Ketiga, kata sufi dan tasawuf berasal dari kata “ash-shafa” yang bermakna bersih. Ungkapan ini konon berdasarkan ucapan Bisyr bin Harits, “Seorang sufi adalah ia yang hatinya bersih karena Allah.” Sebagian ulama sufi juga mengatakan ,“Seorang sufi adalah ia yang bersih perangainya karena Allah hingga menjadi terpujilah martabat mereka.” Keempat, kata sufi dan tasawuf berasal dari penisbatan kepada seorang tokoh bernama al-Ghauts bin Murr yang dijuluki “suufah”. Konon, al-Ghauts bin Murr yang hidup sebelum masa Islam adalah seorang yang ahli beribadah kepada Allah dan selalu melayani kebutuhan para peziarah di Masjidil Haram. Kemudian, orang-orang pun menjuluki setiap orang yang ahli beribadah serta mengorbankan dirinya untuk melayani para peziarah di Masjidil Haram dengan sebutan “shufiyyah” merujuk pada julukan “suufah” yang dimiliki oleh al-Ghauts bin Murr. Kelima, kata sufi ddan tasawuf berasal dari bahasa Yunani “sophia” yang bermakna kebijaksanaan. Konon, kata sufi dan tasawuf memiliki makna yang sama dengan akar kata “filusuf” yang bermakna para pecinta kebijaksanaan. Pendapat ini diutarakan oleh al-Biruni, ia mengatakan, “Ada sebagian dari kalangan Yunani yang meyakini adanya wujud hakiki hanya untuk Tuhan, sedangkan selain Tuhan yang membutuhkan kepada proses penciptaan adalah tidak nyata. Dan ini adalah pendapat kaum “sophia” yang dikenal sebagai kalangan yang bijaksana. Lihat Muhammad al-Biruni, Tahqiq al-Hind min Maqulah Maqbulah fi al-Aql aw Mardzulah, Kairo Hai’ah al-Ammah lil Qushur ats-Tsaqafah, 2003, vol. 1, hal. 24. Muhammad Tholhah al Fayyadl, Mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo A Kerangka Berfikir Irfani: Dasar-Dasar Falsafi Maqamat dan Ahwali. Tinjauan analisis terhadap tasawuf menunjukkan bagaimana para sufi dengan berbagai aliran yang dianutnya memiliki suatu konsepsi tentang jalan (thariqat) menuju Allah. Jalan ini yang dimulai dengan latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang j15oG.
  • ejz0adqvc4.pages.dev/145
  • ejz0adqvc4.pages.dev/548
  • ejz0adqvc4.pages.dev/245
  • ejz0adqvc4.pages.dev/590
  • ejz0adqvc4.pages.dev/554
  • ejz0adqvc4.pages.dev/107
  • ejz0adqvc4.pages.dev/262
  • ejz0adqvc4.pages.dev/65
  • pertanyaan tentang ilmu tasawuf