Sebelumitu alangkah baiknya kita bahas dahulu apa itu infrastrukture dan apa saja jenisnya. infrastruktur menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalahsegala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses yang meliputi usaha,pembangunan, proyek dsb. sedangkan jenis jenis infrastruktur/prasarana menurut pandangan Planologi (ilmu perencanaan wilayah & kota) adalah
Hallo Sahabat Shimizu! Di era global seperti sekarang konsumsi penggunaan plastik adalah suatu hal yang sangat lumrah. Setiap orang bisa menghasilkan sampah plastik sampai jutaan setiap minggunnya. Sampah plastik sekarang ini sangat mengganggu kesehatan dan keindahan. Hal itu disebabkan oleh terus bertambahnya jumlah plastik tanpa adanya keseimbangan daur ulang di dibagi menjadi 2, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik ialah sampah yang dapat diuraikan oleh bakteri – bakteri, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan. Sampah anorganik tidak mudah membusuk meskipun dalam waktu yang lama contohnya plastik dan styrofoam. Plastik dan styrofoam adalah 2 jenis sampah yang tidak akan bisa terurai, jika bisa membutuhkan waktu yang sangat lama. Mendaur ulang sampah plastik dan styrofoam akan membantu pengurangan sampah di dunia. Selain mengurangi sampai ada beberpa manfaat lain dari mendaur ulang sampah, yaituPengurangan Timbunan SampahPenguranagn timbunan sampah akan berdampak pada pengalihan material sampah plastik yang akan di kirimkan ke tempat pembuangan akhir maupun industri yang bisa mendaur ulang menjadi bahan Lapangan KerjaMendaur ulang sampah plastik bisa menjadi salah satu peluang usaha yang menarik. Dengan konsep yang unik sampah plastik bisa menjadi suatu barang yang memiliki nilai jual. Dengan begitu kita bisa membuka peluang lapangan kerja untuk orang lain demi mensukseskan usaha dan Mengatasi Pencemaran LingkunganDengan melakukan pendaur ulang kita bisa menggunakan botol plastik, bungkus sampah plastik dan sampah plastik lainnya untuk dibuat kerajinan dan mengatasi pencemaran Penyakit yang Disebabkan Oleh Tumpukan SampahTumpukan sampah bisa menjadi salah satu sumber penyakit. Dengan melakukan daur ulang sampah, kita juga akan mengurangi tumpukan sampah dan mencegah datangnya Polusi SekitarKegiatan membakar sampah biasanya dilakukan guna membersihkan lingkungan dari sampah yang menumpuk, tetapi hal ini berdampak buruk bagi polusi. Polusi yang dihasilkan dari pembakaran sampah bisa merusak kesehatan, karena itu kita harus bijak dalam melakukan pembakaran sampah. Dengan mendaur ulang sampah kita bisa mengurangi kesempatan untuk membakar sampah dan menambah Daya Kreatif dan Keterampilan MasyarakatKegiatan mendaur ulang sampah akan menguji daya kreatif masyarakat, karena sampah plastik bisa dijakan furniture rumah, dompet, tas ataupun barang yang berguna lainnya. Post Views 3,259Bojonegorotelah memanfaatkan bendungan untuk mengatasi banjir dan cara ini sedikit demi sedikit mampu mengurangi banjir yang ada di Bojonegoro , salah satu bendungan yang di manfaatkan saat ini adalah 'Bendungan Gerak' , bendungan gerak dibangun pada tahun 2009 setelah Bojonegoro mengalami banjir besar pada 2007,dan hingga saat ini Bojonegoro hampir tidak pernah banjir besar , bendungan gerak Cerita pentingnya penanganan sampah dalam menghadapi datangnya musim penghujan Pasalnya ancaman banjir selalu terjadi dan menyisakan masalah seperti rusaknya properti dan kendaraan. Pemerintah pun tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi bencana banjir tahunan ini. Kebiasaan buruk masyarakat yang gemar membuang sampah sembarangan serta sistem drainase yang kurang baik menjadi penyebab utama banjir di musim penghujan. Foto Memasuki Musim Penghujan, Siapkan Upaya Pencegahan Bencana Hidrometeorologi JAKARTA - Musim penghujan tahun 2019 di Indonesia akan masuk pada akhir bulan Oktober hingga pertengahan bulan November, sebagaimana menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG belum lama ini. Masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan ditandai dengan beberapa gejala alam yang disebut pancaroba seperti berubahnya suhu dan cuaca secara drastis, munculnya mendung tebal disertai petir, gelombang pasang air laut, angin kencang hingga angin puting beliung. Musim penghujan sendiri dapat menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir dengan ditambah beberapa faktor seperti lingkungan yang tidak terawat dengan baik, alih fungsi hutan pegunungan, dan budaya membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB menghimbau agar masyarakat mulai melakukan persiapan dini dalam menghadapi peralihan musim tersebut melalui upaya-upaya pencegahan seperti memangkas daun dan ranting terutama untuk pohon-pohon yang besar, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air hingga sungai, selalu membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, dan selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang. Sedangkan untuk upaya jangka panjang, masyarakat bisa melakukan penanaman pohon yang dapat mencegah terjadinya longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai cadangan saat kemarau panjang tiba. Adapun beberapa jenis pohon tersebut di antaranya; beringin karet, matoa, jabon putih, sukun, mahoni dan sebagainya. Menurut BMKG, terlambatnya musim penghujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang panjang pada tahun ini. Hal tersebut sekaligus berdampak pada bencana kekeringan panjang di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, kemarau panjang juga telah menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yang banyak dipengaruhi oleh faktor manusia. "Menurut berbagai inteview dan data lapangan menunjukkan lahan yang terbakar ini 80% berubah jadi lahan perkebunan. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa 99% karhutla disebabkan oleh ulah manusia," kata Kepala BNPB, Doni Monardo. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, luas kebakaran hutan hingga Agustus 2019 mencapai 328 ribu hektar dan tersebar di beberapa provinsi seperti; Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Aceh hingga Nusa Tenggara Timur. Upaya-upaya pemadaman karhutla sudah dilakukan BNPB seperti melalui pemadaman darat oleh tim gabungan, pemadaman udara dengan water bombing dan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca TMC dengan menaburkan benih garam NaCl ke bibit-bibit awan. Kendati demikian, upaya tersebut belum cukup maksimal. Kepala BNPB menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan kedalaman gambut sendiri mencapai hingga 36 meter di dalam tanah. Sehingga satu-satunya solusi untuk karhutla adalah hujan. Namun, Kepala BNPB memiliki solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang selalu ada dari tahun ke tahun tersebut melalui upaya pencegahan, sebagaimana yang telah dimandatkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Karhutla di Riau pada September 2019 lalu. Bentuk upaya pencegahan itu meliputi pemberdayaan masyarakat daerah karhutla sebagai pelaku utama agar ke depannya tidak lagi melakukan pembakaran hutan dan lahan dengan tujuan pembukaan lahan. "Jika selama ini warga dibayar untuk membakar, maka kita akan bayar mereka untuk tidak membakar," kata Doni Monardo Selain itu, alternatif yang lain adalah dengan melakukan gerakan budidaya jenis tanaman produktif yang dapat ditanam di lahan gambut dan menghasilkan pundi-pundi ekonomi seperti nanas, buah naga, cabai, kopi liberica, sagu, sukun dan sebagainya. Gambut sendiri merupakan vegetasi yang seharusnya basah dan berair. Membiarkan gambut yang kering berarti membiarkan gambut menjadi 'batubara muda'. Oleh sebab itu, dengan mengembalikan kodrat gambut yang basah dengan membuat kanal air juga menjadi salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya karhutla agar tidak merugikan manusia dan juga alam seisinya. Sehingga dengan kita jaga alam maka alam jaga kita. Agus Wibowo Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB fYB63.